Diberdayakan oleh Blogger.

Tips Menghadapi Tsunami


posted by Tenny&Wini

No comments


. Perencanaan untuk menghadapi Tsunami meliputi:
  • Belajar dari resiko tsunami, seperti Tsunami Aceh. Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko.
  • Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan dikeluarkan.
  • Jika kita berhadapan dengan resiko Tsunami, lakukan yang berikut:
    • Rencanakan suatu pengungsian ke daerah yang tidak dapat dijangkau oleh resiko Tsunami. Jika mungkin ke suatu tempat yang berada di wilayah 100 kaki di atas permukaan laut dan 2 mil dari pantai. Jika tidak, carilah tempat setinggi mungkin yang dapat dicapai. Kita harus dapat menjangkau tempat yang aman itu dalam waktu 15 menit.
    • Mempraktikan rute pengungsian. Mengenal dengan baik lingkungan dapat membantu menyelamatkan jiwa kita. Rute tersebut hendaknya juga dapat dikuasai pada malam hari.
    • Aktifkan radio yang menyiarkan informasi pengamatan atau peringatan.
    • Bertanya pada agen asuransi mengenai kebijakan tentang perlindungan korban banjir Tsunami.
    • Mendiskusikan Tsunami dengan anggota keluarga. Semua orang perlu mengetahui apa yang harus diperbuat, jika salah satu anggota keluarga yang tidak ada bersama-sama mereka. Mendiskusikan Tsunami akan membantu mengurangi ketakutan dan bahkan membuat tertarik mereka, dan biarkan semua orang mengetahui dan mendapatkan jawabnya. Tinjau ulang tentang keselamatan banjir dan kesiap-siagaan keluarga.
2. Persiapan menghadapi Tsunami meliputi hal yang berikut :
  • Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel punggung), di dekat pintu
  • Kotak Persediaan Bencana.
3. Cara Melindungi Harta Benda :
  • Hindari membangun atau tinggal pada bangunan yang hanya beberapa ratus meter dari pesisir pantai. Wilayah ini lebih rawan mengalami kerusakan akibat Tsunami, angin badai, dan badai pantai;
  • Membuat daftar barang yang mudah dibawa saat tsunami. Ingat, semua benda dapat dihanyutkan oleh Tsunami.
  • Membangun rumah panggung di daerah pantai.
  • Mengikuti tindakan pencegahan banjir. Tsunami adalah menciptakan banjir yang dapat memporak-porandakan daerah pantai.
  • Meminta arsitek untuk mendesain rumah yang dapat menahan atau menghindari air, seperti desain bangunan masjid.
4. Media dan Gagasan Pendidikan Masyarakat
  • Karena kita sangat beresiko berhadapan dengan Tsunami, maka media akan mengumumkan tempat-tempat dan rute mana saja yang aaman untuk menghindari tsunami. Biasanya akan ditempatkan posko yang berada di dataran tinggi dan menjauhi pantai.
  • Meninjau ulang wilayah dan daratan yang sangat beresiko tsunami, terutama yang digunakan untuk rumah sakit, kantor polisi, Pusat Pengisian Bahan Bakar, dan sekolah. Kerusakan Tsunami dapat diperkecil melalui perencanaan.
  • Menerbitkan informasi khusus melalui surat kabar tentang informasi keadaan darurat atas tsunami. Mempublikasikan nomor-nomor penting seperti Posko Banjir, Palang Merah Indonesia, Rumah Sakit, Kantor Polisi, dan Tim SAR.
  • Pada periode tertentu menginformasikan tentang sistem peringatan dini.
  • Bekerjasama dengan Posko Banjir, Palang Merah Indonesia, Rumah Sakit, Kantor Polisi, dan Tim SAR.
  • Menanyakan ke perusahaan asuransi dan pejabat lokal tentang pertangunggan suatu kerugian yang diakibatkan oleh banjir.
5. Bagaimana jika Merasakan Gempa Bumi di Daerah Pantai?
Jika kita merasakan suatu gempa bumi kurang 20 detik atau lebih ketika berada di pantai, maka:
  • Jangan menunggu. Lindungi diri kita dari gempa bumi.
  • Ketika guncangan berhenti, kumpulkan anggota keluarga dan cepat mengungsi. Tinggalkan semua harta benda. Tsunami bisa datang beberapa menit kemudian. Bergeraklah dengan cepat ke dataran yang lebih tinggi yang jauh dari pantai.
  • Hati-hati dengan aliran listrik, hindari bangunan dan jembatan.
6. Ketika Pengamatan Tsunami Dikeluarkan
  • Dengarkan radio dan pusat informasi tsunami serta hasil pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika atau Pusat Informasi Tsunami;
  • Periksa Kotak Persediaan Bencana (KPB). Apakah beberapa persediaan perlu diganti sesuai dengan waktu kadaluarsanya.
  • Mengetahui keberadaan lokasi anggota keluarga dan tinjau ulang rencana evakuasi. Meyakinkan semua orang, agar mengetahui ada suatu potensi ancaman dan ajaklah untuk menjauh ke dataran yang lebih aman.
  • Jika ada orang yang perlu diungsikan secara khusus – anak kecil, orang tua, dan orang dengan kecacatan – pertimbangkanlah untuk mengungsikan lebih awal. Biasanya pengungsian bisa memakan waktu lama karenanya alokasikan tambahan waktu.
  • Jika waktu masih memungkinkan, amankan harta benda yang masih bisa diselamatkan. Ingat, semua harta benda bisa rusak oleh Tsunami.
  • Bersiaplah untuk mengungsi. Bergeraklah dengan cepat, setelah peringatan Tsunami dikeluarkan.
7. Ketika Peringatan Tsunami Dikeluarkan
  • Dengarkan radio dan Pusat Informasi Tsunami. Pemerintah setempat akan mengeluarkan peringatan hanya jika mereka percaya ada suatu ancaman yang riil dari Tsunami.
  • Ikuti perintah yang dikeluarkan oleh otoritas lokal. Rute pengungsian yang diusulkan mungkin saja berbeda dari tempat yang lebih tinggi yang kita ketahui sebelumnya.
  • Jika kita berada di wilayah resiko tsunami, lakukan hal berikut:
    • Jika kita mendengarkan peringatan tsunami dari pejabat atau ada deteksi tanda dari tsunami, mengungsilah dengan segera. Peringatan tsunami dikeluarkan penguasa yang yakin bahwa ada ancaman tsunami, dan mungkin kita hanya punya sedikit waktu untuk keluar.
    • Ambillah KPB, supaya lebih nyaman bawalah sepanjang pengungsian.
8. Setelah Tsunami Terjadi
  • Terus mendengarkan radio atau pejabat lokal. Tsunami mungkin telah merusakkan jalan-jalan, jembatan, atau tempat lain.
  • Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K. Panggil bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
  • Membantu tetangga yang perlu bantuan khusus – seperti anak kecil, orang tua jompo, orang dengan kecacatan. Atau mereka yang perlu bantuan pada saat darurat.
  • Gunakan telepon hanya untuk keadaan darurat.
  • Tidak membangun bangunan di wilayah yang beresiko.
  • Ketika memasuki bangunan bekas tsunami, berhati-hati, karena bangunan yang sudah tidak layak lagi akan rawan roboh.
  • Memakai sepatu. Kerugian paling yang paling sering terjadi adalah jika korban diamputasi.
  • Gunakan lampu senter ketika melihat bangunan. Penggunaan lampu senter lebih aman untuk mencegah resiko bagi pemakai, penghuni, dan bangunan itu sendiri.
  • Mengunji dinding, lantai, pintu, tangga rumah, dan jendela untuk meyakinkan bahwa bangunan tidak dalam bahaya akan roboh.
  • Periksa pondasi rumah atau kerusakan lainnya. Ratakan bangunan yang sudah tidak dapat digunakan lagi.
  • Periksa sumber api. Mungkin ada kebocoran gas, aliran listrik, atau peralatan listrik atau bahan-bahan yang mudah terbakar. Kebakaran adalah resiko yang paling sering terjadi pada saat banjir.
  • Melihat kemungkinan gas bocor. Jika kita mencium bau gas atau mendengar sesuatu yang berdesis, bukalah jendela dengan cepat tinggalkan bangunan.
  • Mencari pusat aliran listrik dan putuskan alirannya.
  • Melihat kemungkinan limbah atau cairan beracun. Jika kita mencurigainya, hindari dan jangan menggunakan WC.
  • Menggunakan PAM apabila ada rekomendasi pejabat yang bertanggung jawab.
  • Hati-hati terhadap binatang berbisa, seperti ular berbisa, yang mungkin telah masuk ke bangunan.
  • Perhatikan lapisan tembok, dan langit-langit yang bisa saja runtuh.
  • Ambil gambar kerusakan untuk membantu klaim asuransi.
  • Membuka jendela dan pintu untuk membantu mengeringkan bangunan.
  • Keluarkan lumpur dari rumah.
  • Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah tercemar dan harus dibuang.

Leave a Reply